Dalil Tentang Qada dan Qadar dalam Ayat-Ayat Al Quran & Artinya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
tirto.id - 03 Oct 2022 11:18 WIB
tirto.id - Dalil tentang Qada dan qadar banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Al Quran. Apa itu Qada dan Qadar, beserta perbedaannya? Berikut penjelasan selengkapnya.
Qada dan qadar saling berhubungan dan dikuatkan dengan dalil naqli dari Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad.
Qada dan qadar menjadi bagian dari keimanan seorang muslim. Keduanya merupakan rukun iman yang terakhir dalam Islam, setelah beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul, dan hari akhir.
Tanpa mengimani keberadaan qada dan qadar maka belum sempurna keimanan seorang muslim. Pengertian qada dan qadar berbeda, namun saling berkaitan antara keduanya.
Pengertian Qada dan Qadar
Qada yaitu setiap ketetapan dari Allah subhanahu wa ta'ala semenjak dari zaman azali atau sebelum diciptakan alam semesta sesuai kehendak-Nya, mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk ciptaan-Nya.
Sementara untuk qadar, yaitu perwujudan dari qada Allah dalam kadar tertentu sesuai kehendak-Nya.
Secara sederhana, qada adalah ketetapan dari Allah yang saat ini belum terjadi dan itu semua menjadi rahasia Ilahi.
Qada seperti "rencana" dan qadar adalah "perwujudan" dari qada. Qadar disamakan padanan maknanya dengan kata "takdir" atau segala sesuatu yang telah terjadi pada makhluknya.
Laman Kemendibud menuliskan, jika hubungan antara qada dan qadar tidak bisa dipisahkan. Keduanya merupakan satu kesatuan yang saling terhubung.
Dengan mengimani qada dan qadar, maka setiap muslim seharusnya tidak bermalas-malasan dan berusaha melakukan yang terbaik agar mendapatkan takdir yang lebih baik pula.
Usaha atau ikhtiar berkaitan erat dengan takdir manusia. Meski setiap manusia tidak bisa mengatahui qada Allah atas dirinya, namun sebagian dari takdirnya dapat diubah melalui usaha yang maksimal sekali pun hasil akhir tetap diserahkan kepada Allah.
Dalil tentang Qada dan Qadar
Sebuah dalil naqli terkait ini dapat dilihat dalam Al-Quran surat Ar-Ra'd ayat 11:
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Lahuu mu'aqqibaatum mim baini yadaihi wa min khalfihii yahfazuunahuu min amril laah; innal laaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bianfusihim; wa izaaa araadal laahu biqawmin suuu'an falaa maradda lah; wa maa lahum min duunihiiminw waali
Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS Ar-Ra'd: 11)
Selain melalui surat Ar-Ra'd ayat 11, dalil naqli yang berkaitan dengan qada dan qadar masih banyak lagi, baik yang bersumber dari Al Quran mau pun hadits Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam.
Di antara dalil tersebut sebagai berikut seperti dikutip dari laman Al Manhaj:
1. Surah Al-Qamar ayat 49
Innaa kulla shai'in khalaqnaahu biqadar
Artinya: "Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".
2. Surah Al-Ahzab ayat 38
وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا
....wa kaana amrul laahi qadaram maqduuraa
Artinya: …Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”.
3. Surah Al-Hijr ayat 21
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
Wa im min shai'in illaa 'indanaa khazaaa 'inuhuu wa maa nunazziluhuuu illaa biqadarim ma'luum
Artinya: “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.”
3. Surah Al-Mursalaat ayat 22-23
إِلَىٰ قَدَرٍ مَعْلُومٍ فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ
Illaa qadarim ma'luum; Faqadarnaa fani'mal qoodiruun
Artinya: “Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.”
4. Surat Al-Furqan ayat 2
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
“…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.
5. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi'… .” (HR. Muslim, no. 2664).
6. Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih dari Thawus, dia mengatakan:
“Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan ketentuan takdir. Dan aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, ‘Segala sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan.’” (Muslim, no. 2655).
Contoh Perilaku dari Iman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar, selain dilakukan dalam hati, juga terjewantah dalam perilaku sehari-hari. Berikut perilaku-perilaku yang dapat diterapkan sebagai buah dari keimanan kepada qada dan qadar, sebagaimana dikutip dari uraian "Beriman kepada Qada dan Qadar" yang diterbitkan Kementerian Agama RI:
- Jika seseorang memahami konsep qada dan qadar, maka ia tidak akan pasrah pada takdir, namun terus berikhtiar jika ingin meraih tujuan dan keinginannya.
- Allah tidak akan menyalahi hukum-Nya, Dia berlaku dengan adil dan sesuai dengan ketetapan yang maha bijaksana. Karena itulah, seorang muslim tidak mengeluh dan menyalahkan keadaan yang menimpanya, sesulit apa pun itu.
- Tidak boleh sombong jika sudah mencapai suatu prestasi atau pencapaian. Segala hal yang terjadi karena campur tangan dan izin Allah SWT.
- Tidak boleh putus asa, serta senantiasa berprasangka baik pada Allah SWT.
- Berusaha menyusun usaha dan strategi, khususnya, dalam hal pekerjaan sehingga hasilnya efektif dan efisien.
- Jika memperoleh rezeki, seorang muslim patut bersyukur. Sementara itu, jika mengalami musibah, ia bersabar.
Fungsi Beriman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar bermanfaat bagi yang meyakininya. Jika dianut dengan benar, iman kepada takdir dapat mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan dan kemakmuran.
Berikut ini fungsi-fungsi iman kepada qada dan qadar, sebagaimana dikutip dari Pendidikan Agama Islam (2017) yang diterbitkan Kemenag.
1. Mendorong kemajuan dan kemakmuaran
Dengan meyakini takdir mubham bahwa Allah SWT telah mengatur hukum alam secara teratur, manusia dapat merencanakan usahanya dengan logis dan rasional. Sebab, takdir pasti dilatari dengan kausalitas atau sebab akibat.
Dengan mengimani qada dan qadar, manusia bisa memanfaatkan hukum yang pasti sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang maksimal.
2. Menghindari sifat sombong
Orang yang mengimani qada dan qadar akan terhindar dari sifat sombong. Bagaimanapun juga, segala pencapaian yang ia raih berasal dari ketetapan Allah SWT. Tidak ada kesuksesan dari hasil usahanya sendiri, melainkan juga takdir dari Allah SWT.
Iman kepada qada dan qadar akan membuat seorang muslim rendah hati. Ia sadar bahwa keberhasilannya merupakan campur tangan dan pertolongan dari Allah SWT.
3. Melatih husnuzan atau berbaik sangka
Allah SWT selalu menetapkan hal baik kepada hamba-hamba-Nya. Biarpun seseorang mengalami musibah atau bencana, peristiwa buruk itu dimaksukan sebagai ujian atau teguran kepadanya.
Seseorang yang mengimani qada dan qadar akan selalu berhusnuzan bahwa Allah SWT adalah Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tak ada takdir yang ditetapkan dengan maksud buruk Allah kepada seorang muslim.
Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar
Berikut hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari keimanan kepada qada dan qadar:
- Dengan memahami konsep qada dan qadar yang benar, seorang muslim senantiasa optimis, berikhtiar, serta bertawakal kepada Allah SWT.
- Seseorang yang memahami qada dan qadar tidak akan berprasangka buruk, baik kepada Allah maupun kepada makhluk-Nya.
- Allah SWT menciptakan makhluknya dengan segenap kemampuan, anggota tubuh, atau kelebihan tertentu. Dengan berkah tersebut, seorang muslim diwajibkan berusaha untuk memperoleh kehidupan yang layak dan tidak berputus asa dengan rahmat Allah SWT.
- Kita menyadari bahwa manusia diciptakan berbeda-beda dan beragam. Hikmahnya adalah untuk saling mengenal dan bekerja sama.
- Dengan qada dan qadar, seorang muslim sadar bahwa segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan memiliki tugas masing-masing. Karena itulah, ia tidak patut menyombongkan diri atau merasa rendah diri dari orang lain.
- Setiap manusia memiliki kehendak bebas. Kendati sudah ada ketetapannya, namun ia diberi keleluasaan untuk memilih. Dari pilihannya itulah ia memperoleh balasan, baik itu balasan di dunia atau balasan di akhirat.
- Allah SWT akan memberikan berkah dan hasil yang maksimal sesuai usaha hambanya, jika ia mau berusaha.
- Mampu membedakan antara jalan yang baik dan yang buruk karena masing-masing memiliki akibat atau konsekuensinya.
- Tidak ada sesuatu sia-sia yang diciptakan Allah SWT. Dengan segala kemampuan yang sudah diberikan, manusia sepatutnya memanfaatkan potensinya untuk mencapai hal-hal yang ia inginkan.